Selasa, 02 Februari 2010

Persahabatan Bagai Kepompong

Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong



Dengan musik yang easy listening membuat lagu ini bisa langsung dinikmati saat kita pertama kali mendengarnya. Lagu yang dinyanyikan oleh grup sindentosca ini berlatarkan kisah persahabatan yang pastinya Kawan-kawan juga mengalaminya. Ya mungkin sama dengan persahabatan yang dialami sebagian besar Kawan-kawan, banyak hal yang kita alami di masa ini. Senang, sedih, marah perjuangan semuanya ada. Dan dalam lagu ini pun hal tersebut juga digambarkan.

Namun ada satu hal yang menarik dari lirik lagu ini. Penganalogian yang sangat manis dari kata persahabatan dengan kata-kata kepompong. Sebagaimana yang kita ketahui kepompong merupakan suatu fasa yang dialami oleh ulat untuk bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. jika kita mendengar kupu-kupu maka yang terbayang adalah serangga yang indah yang terbang dari bunga satu ke bunga lainnya untuk mengisap madu.

Namun sebenarnya tidak semua kupu-kupu tersebut indah seperti apa yang kita bayangkan. Banyak juga dari mereka yang keluar dari kepompongnya dalam keadaan cacat dan tidak sempurna. Kupu-kupu yang cacat ini akhirnya tidak dapat bertahan dan akhirnya pun mati dengan sendirinya atau diserang oleh kawanan semut merah. Hal ini disebabkan dari keadaan kepompong yang dilalui setiap kupu-kupu. Jika kepompong yang dilalui adalah kepompong yang baik maka yang keluar adalah kupu-kupu yang indah sedangkan begi kepompong yang buruk dan rusak akan menghasilkan kupu-kupu yang cacat bahkan tidak akan menghasilkan apa-apa.

Jika kita tarik penganalogian tersebut ke dalam kehidupan manusia tidak lah jauh bahkan mirip. Setiap individu manusia akan melakukan pencarian jati dirinya. Individu yang sedang mencari jati diri ini lah yang bisa kita analogikan sebagai ulat. Dalam pembentukan jati diri individu manusia tentunya banyak hal yang mempengaruhinya, dan tentu saja yang paling besar adalah pengaruh lingkungannya. Dan lingkungan yang terdekat dari individu adalah lingkungan persahabatnnya. Persahabatan di sini tidak lah sebatas sahabat dan teman. Namun bisa termasuk kedalamnya keluarga, pendidikan dan sebagainya.

Dalam proses persahabatn inilah jati diri individu di bentuk. Dan beruntunglah bagi individu yang memiliki persahabatn yang indah dan baik. Insya Allah jati diri yang terbentuk pada diri individu tersebut adalah jati diri yang indah, membangun dan bermanfaat. Sedangkan persahabatan yang penuh dengan kejelekan dan keburukan tentu akan menghancurkan bentuk jati diri individu tersebut. Dan hasilnya individu tersebut tidak menghasilkan keindahan dan manfaat. Tentu kawan-kawan bisa lihat sendiri fenomena ini dalam kehidupan Kawan-kawan.

Rasulullah pernah bersabda yang intinya, bergaulah dengan pedagang minyak wangi karena kita akan terbawa wangi juga. Dan jangan bergaul dengan pandai besi karena akan terkena baranya. dari sabda Rasul tersebut menekankan kepada kita untuk memperhatikan lingkungan pergaulan dan persahabatn kita.Tapi ada satu hal yang menarik, jangan terus-terusan kita jadi teman si tukang minyak wangi, karena suatu ketika si penjual minyak wangi tersebut pergi bau kita pun kembali asam. Tapi berusahalah menjadi si penjual minyak wangi karena kita akan selalu wangi meski bergaul dengan si pandai besi.

So Kawan-kawan mari kita bentuk kepompong kita(red:persahabatn) menjadi kepompong yang penuh dengan kebaikan dan manfaat.

for love and understanding.