Jumat, 19 April 2013

Desain Program Pelatihan



1.      Latar Belakang à Pentingnya program pelatihan dilaksanakan
2.      Tujuan program à perubahan prilaku setelah dilatih (pengetahuan, sikap, ketrampilan)
3.      Sasaran pelatihan
4.      Model Pelatihan àRole model – Model pelatihan
5.      Materi Pelatihan
a.       Materi Content Area
b.      Materi Process Area
c.       Konsep-konsep Terpilih
d.      Konsep terpilih berdasarkan perubahan  prilaku
6.      Tujuan Instruksional Pelatihan
a.       Tujuan Instruksional Umum Pelatihan
b.      Tujuan Instruksional Khusus Pelatihan
7.      Saringan Filosofis dan Psikologis
8.      Pengalaman Belajar dan Pengorganisasiaannya
9.      Evaluasi Pelatihan
a.       Evaluasi Hasil Belajar Pelatihan
b.      Evaluasi Desain Pelatihan
10.  Rincian Biaya Pelatihan

Pengembangan Naskah (Rangkuman)


1.      Asas-asas menulis
·         Kejelasan à dimengerti, dapat dibaca dan saling berkaitan
·         Keringkasan à tidak berputar”, tidak mengulang
·         Ketepatan à  bisa disampaikan, butir” gagasan, paham yang membaca
·         Pertautan à perbagian saling bertautan, tidak melompat, dan menggunakan jembatan narasi
·         Kesatupaduan à satu gagasan-satu alinea
Satu alinea-satu pokok pikiran
·         Penegasan à dikaitkan antar bagian-rumusah masalah-simpulan

2.      Prinsip dasar penulisan naskah
a.       Aspek bahasaà tata bahasa, pilihan kata, gaya bahasa dan warna penulisan
·         Menulis untuk radio; kepentingan berbicara (diucapkan), gunakan bahasa sehari-hari
·         Untuk komunikasi perorangan
·         Untuk sekali dengar; bahasa sederhana, hindari istilah asing, dan kalimatnya pendek”
·         Radio hanya mengandalkan media suara (sound), pergunakan kata-kata yang mudah
b.      Aspek seni
·         pada program radio; seni dengar, perhitungkan komposisi
c.       Aspek Teknik Teknologis
·         Perhatikan perangkat keras produksi
·         Perhatikan sifat siaran langsung (live) atau rekaman (playback)
·         Pelaksanaan di studio/diluar
·         Aspek teknik, berpengaruh pada penulisan naskah

3.      Langkah-langkah penulisan naskah audio
·         Siapa yang menjadi sasaran program (tingkat pendidikan, latar belakang, pengetahuan, bahasa)
·         Tujuan yang akan dicapaià untuk pembelajaran dilihat dari kurikulum, GBIM (tujuan umum, tujuan khusus, materi, sasaran calon pendengar, dan buku sumber)

4.      Radio interaktif
·         Segmen pemanasan à pengantar
·         Segmen pengajaran à penyampaian materi dalam bentuk dialog, diskusi, drama, dsb
·         Segmen pemantapan jangka pendek à berisi pengulangan, penguatan atas materi, berupa drill, kuis, game, dll
·         Segmen pemantapan jangka panjang à berisi permintaan pada pendengar

Standar Proses Pendidikan


Bahwa di dalam standar proses pendidikan di pengaruhi oleh semua standar yang lainnya.


Pertama, hubungan antara standar proses dengan standar isi yaitu bahwa standar nasional pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dan standar isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Kedua, dalam standar proses juga harus memperhatikan standar pendidik dan tenaga kependidikan karena dengan memperhatikan hal tersebut proses pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien apalagi dengan adanya pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai maka pembelajaran menjadi lebih bermutu karena memiliki orang- orang yang kompeten di bidangnya.

Ketiga, standar pengelolaan yang baik akan berpengaruh terhadap standar proses Karena pada standar pengelolaan diatur masalah pengelolaan sekolah,stategi pembelajaran yang digunakan sehingga berpengaruh terhadap proses pendidikan.

Keempat, standar penilaian pendidikan dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dan juga untuk evaluasi.

Kelima, Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Dengan adanya standar kompetensi lulusan proses pembelajaran lebih jelas untuk mengetahui kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh seorang peserta didik sehingga proses pembelajaran tepat pada sasaran.

Keenam, standar sarana dan prasarana, bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Ketujuh, standar pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal sebagaimana meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. 

KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN



Merupakan tugas guru untuk menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Guru harus mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengkesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Mengapa komik? Karena anak – anak, sebagaimana orang dewasa juga, menyukai komik. Oleh karena itu, jika media yang menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran. Jika siswa mendapati suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk melahirkan hasil akhir yang sukses.
Musik dan film telah umum digunakan dalam proses belajar. Tapi komik belum. Meskipun komik disukai banyak orang, ratusan orang lainnya percaya bahwa komik tidak bagus untuk anak – anak. Kebanyakan komik, memang, berisi berbagai hal negatif yang membuat orang tua khawatir jika anak-anak mereka akan menirunya . Tapi sebenarnya, komik telah lama digunakan sebagai media pembelajaran. Robert Thorndike bekerja sama dengan DC Comics dan Harold Downes menciptakan buku latihan bahasa yang menggunakan gambar – gambar Superman (Sones, 1944). Para pendidik di Amerika juga menciptakan komik yang mendukung kurikulum pendidikan. Tapi itu tidak berlangsung lama. Orang-orang mulai percaya bahwa komik telah berperan dalam menciptakan kenakalan remaja. Yang lain percaya bahwa komik menghalangi minat baca, imajinasi, dan menyebabkan iritasi mata (Dorrell, Curtis, & Rampal, 1995). Komik juga dituduh sebagai musuh dari membaca serius (Dorrell, Curtis, & Rampal, 1995). Karena asumsi – asumsi negatif ini, komik tidak lagi ditemukan di ruang pembelajaran. Kondisi ini berlanjut sampai 1970an. Berikut ini adalah tokoh yang membawa komik ke ruang kelas lagi; Richard W. Campbell mengintegrasikan komik kedalam program membaca (Koenke, 1981); Robert Schoof menganggap komik berguna untuk pembelajaran bahasa, khususnya dalam mengajarkan dialek dan karakterisasi (Koenke, 1981); Dalam jurnal perdagangan, pendidik Kay Haugaard (1973) dan Constance Alongi (1974) merekomendasikan komik bagi siswa yang tidak suka membaca; dan Bruce Brocka (1979) menganjurkan komik sebagai benteng pertahanan terhadap alat yang mengancam budaya membaca; Televisi. Beberapa tahun kemudian, komik akhirnya mendapat tempat di dunia pendidikan. Neil William mengganti buku ESLnya yang masih tradisional dengan komik Calvin and Hobbes untuk mengajar di American Language Institute of New York University (1995). Dan banyak pustakawan yang percaya bahwa komik dapat mengalihkan perhatian pelajar dari televisi dan video games (Bacon, 2002). Menurut Gene Yang (2003) komik memiliki lima kelebihan jika dipakai dalam pembelajaran. Kelebihan itu adalah:

1. Memotivasi
Hutchinson (1949) menemukan bahwa 74% guru yang disurvei menganggap bahwa komik "membantu memotivasi" (hl. 244), sedangkan 79% mengatakan komik "meningkatkan partisipasi individu" (hl. 244). Satu guru bahkan mengatakan bahwa komik membuat pembelajaran menjadi "pembelajaran yang sangat mudah" (Hutchinson, 1949, hl. 244). DC Comics, Thorndike, dan Downes juga menemukan bahwa komik juga mampu memotivasi siswa ketika mereka memperkenalkan buku latihan bahasa Superman ke kelasnya. Mereka menemukan bahwa siswa memiliki “ketertarikan yang tak biasa” dan, sebagaimana ditulis’ “mampu membuat siswa menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan dalam satu minggu menjadi satu hari saja” (Sones, 1944, hl. 233). Hasil eksperimen di atas menunjukkan kepada kita bahwa komik benar – benar mampu memotivasi siswa selama proses belajar mengajar.

2. Visual
Komik terdiri dari gambar – gambar yang merupakan media visual. Adalah Sones’ (1944) yang berkesimpulan bahwa kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran: Sones membagi empat ratus siswa kelas enam sampai kelas Sembilan kedalam dua kelompok. Masing – masing kelompok seimbang dalam pembagian kelas dan kecakapannya. Kelompok pertama disuguhi pembelajaran cerita dengan menggunakan komik dan yang kedua hanya menggunakan teks saja. Setelah itu, mereka dites untuk mengetahui isi dari pembelajaran cerita itu. Setelah seminggu, prosesnya diubah, kelompok pertama disuguhi teks saja sedang yang kedua diberikan komik. Kemudian kedua grup dites lagi. Akhirnya, Sones (1944) berkesimpulan bahwa "pengaruh gambar terlihat dalam hasil tes" (hl. 238). Tes pertama menunujukkan bahwa kelompok pertama mendapatkan nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok kedua. Di tes kedua kelompok kedua mendapatkan nilai jauh lebih tinggi daripada kelompok pertama.

3. Permanen
Menggunakan komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan menggunakan film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik, berbeda dengannya, merupakan media yang permanen. Sederhananya, jika siswa tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka. 

4. Perantara
Karl Koenke (1981) mengatakan bahwa komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki kekhawatiran akan kesalahan. Komik bisa menjadi jembatan untuk membaca buku yang lebih serius. Haugaard (1973) mengatakan bahwa komik bisa mengubah siswanya yang tidak suka membaca menjadi siswa penyuka Jules Verne and Ray Bradbury.

5. Populer
Kita bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam budaya populer. Timothy Morrison, Gregory Bryan, and George Chilcoat (2002) mengatakan bahwa dengan memasukkan budaya populer kedalam kurikulum bisa menjembatani kesenjangan perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah. Komik adalah bagian dari budaya populer. Kita tahu bahwa Spiderman and Batman adalah film yang diambil dari komik. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Lalu, secara teknis bagaimana memanfaatkan komik dalam pembelajaran bahasa Inggris? Dialog-dialog yang terdapat dalam gelembung bicara tokoh – tokoh komik bisa digunakan untuk membantu siswa mengeksplorasi suatu tata bahasa Inggris, ini salah satu misal saja. Dengan kelebihan – kelebihan komik, seperti yang disebutkan di atas, pembelajaran diharapkan lebih efektif sekaligus efisien. Untuk lebih menariknya, ada baiknya jika guru menggunakan komik yang terkenal dan berbahasa Inggris. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak setiap komik, meskipun berbahasa Inggris, bisa digunakan untuk media pembelajaran bahasa Inggris. Pilihlah komik yang menggunakan kalimat - kalimat sederhana dalam dialognya. Menurut penulis, komik Tin Tin dan Garfield bisa memenuhi kriteria ini.
Jadi salah satu kelebihan dari komik seperti penelitiaan yang dilakukan Thorndike, mengetahui bahwa anak yang membaca komik lebih banyak misalnya dalam sebulan minimal satu buah buku komik maka sama dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata yang lebih banyak. Kelebihan komik yang lainnya adalah penyajiaanya mengandung unsure visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai.Hal inilah yang juga menginspirasi komik yang isinya materi-materi pelajaran. Kecenderungan yang ada siswa tidak begitu menyukai buku-buku teks apalagi yang tidak disertai gambar dan ilustrasi yang menarik. Kemudian untuk kekurangannya, kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar. Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik, tetapi jangan berhentihanya sampai disitu saja, apabila minat baca telah dibangkitkan cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi bacaan film, gambar, tetap model (foto), percobaan serta barbagai kegiatan yang kreatif.

Prinsip Desain Instruksional



Prinsip InstruksionalPrinsip Instruksional adalah kerangka teoritis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoritis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi: bahan yang dibelajarkan, prosedur pembelajaran, guru dan siswanya.

Prinsip Desain Instruksional ( Suparman, 1997 )

Respon--respon baru diulang sebagai akibat dari responrespon baru diulang sebagai akibat dari respon.
Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon,tetapi juga dibawah pengaruh kondisi atau tandatetapi juga dibawah pengaruh kondisi atau tanda--tandatandayang terdapat di lingkungan peserta didikyang terdapat di lingkungan peserta didik.
Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda perilaku yang ditimbulkan oleh tanda--tanda tertentutanda tertentuakan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidakakan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidakdiperkuat dengan akibat yang menyengkan.diperkuat dengan akibat yang menyengkan.
Belajar yang berbentuk respon terhadap tandaBelajar yang berbentuk respon terhadap tanda--tandatandayang terbatas akan ditransfer kepada situasi lainyang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain.
Belajar menggeneralisasi dan membedakan adalah belajar menggeneralisasi dan membedakan adalahdasar untuk belajar sesuatu yang kompleksdasar untuk belajar sesuatu yang kompleks.
Status mental peserta didik untuk menghadapi status mental peserta didik untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketakutanpelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketakutanpeserta didik selama belajarpeserta didik selama belajar.
Kegiatan belajar yang dibagikan menjadi langkah kecilKegiatan belajar yang dibagikan menjadi langkah kecildan disertai umpan balikdan disertai umpan balik.
Kebutuhan memecah materi belajar yang kompleks.
Keterampilan tingkat tinggi seperti keterampilan memecahkan masalah.
Belajar cenderung menjadi lebih cepat dan efisien serta menyenangkan bila peserta didik diberi informasi bahwa peserta didik menjadi lebih mampu dalam keterampilan memecahkan masalah.
Perkembangan dan kecepatan belajar peserta didik bervariasi.
Dengan persiapan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik.


Prinsip – Prinsip Instruksional

1) Prinsip Pertama

            Respon-respon baru diulang sebagai akibat dari respon tersebut. bila respon itu berakibat menyenangkan, learner cenderung untuk mengulang respon tersebut.
Implikasinya :
-perlu pemberian umpan balik dengan segera.mengapa demikian ?
-learner perlu aktif membuat respon.(bagimana caranya)

Karena apabila respon yang kita berikan itu kurang cepat maka akantimbul ke bimbangan pada diri peserta didik terhadap apa yang telah mereka kerjakan semakin cepat kita memberikan reinforsmen maka peserta didik akan cepat merasa puas tentang apa yang telah mereka kerjakan dan akan ada rasa kecenderungan untuk mengulang.

• Bertanya pada tutor tentang penjelasan yang telah diberikan dan tutor menjawabnya dengan penjelasan yang menarik sehingga akan timbul rasa untuk mengulang

Implikasi:
• Perlunya umpan balik positif dengan segera
• keharusan pembelajar untuk aktif membuat respons
• perlunya pemberian latihan (exercise) dan tes

2) Prinsip kedua 

Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga dibawah pengaruh atau kondisi atau tanda-tanda yang terdapat dalam lingkungan mahasiswa.(tulisan gambar, komunikasi verbal,keteladanan guru). Beri pejelasan apa maknanya.

Implikasinya : -pelu menyatakan tujuan pembelajaran secara jelas kepada mahasiswa. Mengapa ?

Yang dimasud adalah melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi,yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran media dan sumber belajar yang relevan serta gerakan gerakan guru yang mampu membang kitkan motivasi belajar siswa.

Karena sebelum kita memberikan penjelasan atau menerangkan materi kita perlu menyampaikan tujuan sebab dengan siswa tau tentang tujuan dari pelajaran atau materi itu akan memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar dengan manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari materi tersebut sebab dalam suatu pernyataan di buku quantum learning karya boby de porter bahwa untuk meningkatkan minat anak pada suatu materi kita harus menjelaskan tujuan dari materi itu kelak setelah mereka kuasai jadi minat akan mempempengaruhi motivasi untuk mempelajarinya dan akan timbul emosi yang positif pada peserta didik, dengan adanya emosi yang positif maka akan timbulkecerdasan otak kemudian dengan adanya kecerdasan otak maka akan timbul keberhasilan dalam mengikuti pelajaran dan keberhasilan akan menimbulkan kenaikan derajat pada peserta didik sehingga akan timbul reinforcmen pada diri peserta didik untuk mengulangnya.

3) Prinsip ketiga 

Perilaku yang ditimbulakan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan pemberian akibat yang menyengkan.
Bagaimana implikasinya dalam pembelajaran ?

Ini bermaksud bahwa method pembelajaran yang menyenangkan dan tanpa paksaan akan mengembangkan motivasi serta kesadaran pada diri peserta didik dan akan terus menimbulkan penguatan yang akan menimbulkan pengulangan yang berulang - ulang.

Implikasinya yaitu :
Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secar singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk dasar pelajaran yang akan dibahas sehingga peserta didik dapat melakuakan refleksi dan penguatan pada pelajaran/ materi yang lalu.

4) Prinsip keempat 

Belajar terbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
a. Jelaskan apa makna dari prinsip tersebut ?
b. Bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran ?

Bahwa kondisi pembelajaran yang seadanya dan kondisi seadanya akan menimbulkan pentrasferan ilmu pengetahuan yang seadanya pula pada peserta didik dan akan menghasilkan kurang berhasilnya proses pembelajaran. Karena disini penggunaan media dalam menkongritkan suatu materi pembelajaran akan berpengaruh pada persepsi siswa pada benda nyata.

Implikasi:
• pemberian kegiatan belajar yang mirip dengan kondisi dunia nyata
• pemberian contoh-contoh riil/nyata
• penggunaan variasi metode dan media

5) Prinsip kelima

            Belajar mengeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti pemecahan masalah.
Bagaiman implikasinya dalam pembelajaran ?

Implikasi:
• perlunya keseimbangan dalam memberikan contoh (baik-buruk, positifnegatif,ganjil- genap, konkrit-abstrak, dsb.)

6) Prinsip keenam

Status mental mahasiswa untuk menghadapi perkuliahan akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan mahasiswa selama belajar.
a. Jelaskan makna dari prinsip tersebut
b. Bagaiman implikasinya dalam pembelajaran ?

Disini dituntut seorang guru mampu nyampaikan materi pelajaran dengan menyenangkan dan enak untuk dipahami oleh peserta didik karena apabiala penyapaian materi kurang menarik akan menimbulkan rasa bosan pada peserta didik disini pendidik dituntut untuk bisa menggugah semangat belajar dengan menggunakan disain pembelajaran dengan mengidentifikasi peserta didik :

• Lingkungan social /karakteristik secara umum peserta didik
• Kompetensi dasar yang telah dikiliki peserta didik
• Gaya belajar

Implikasi :desain penyampaian materi dengan menarik supaya peserta didik dapat refres dalam menerima materi.

7) Prinsip ketujuh

Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah langkah kecil dan disertai umpan balik untuk penyelesaian setiap langkah akan membantu siswa dalam pemahaman materi ajar.
Bagaiman implikasi dalam pembelajaran ?

Makudnya adalah pembagian kelompok kelmpok kecil ditujukan untuk lebih memandirikan siswa dalam melaksanakan pembelajaran karena meskipun pembelajaran berkelompok tapi yang ingin diubah oleh guru adalah perubahan kompetensi indifidu secara mandiri. Imlikasi : pembagian kelompok belajar utuk menyampaikan materi di kelas/ diskusi kelompok.

8) Prinsip kedelapan

Ketrampilan tingkat tinggi seperti ketrampilan memecahkan masalah adalah perilaku kompleks yang terbentuk dari komposisi ketrampilan dasar yang lebih sederhan.
Bagimana implikasi terhadap perumusan tujuan pembelajaran untuk memenuhi prinsip tersebut ?

Implikasi :

• Dalam penentuan standart kompetensi harus dijabarkan kedalam kegiatan yang operasional melalui indicator indicator. Guna untuk mengukur nantinya apakah kompetensi dasar yang kita buat memang dapat merubah tingkah laku peserta didik atau pencapaian kompetensi.

9) Prinsip kesembilan

Belajar cenderung menjadi cepat dan efisien serta menyenangkan bila siswa diberi informasi bahwa ia menjadi lebih mampu dalam ketrampilan memecahkan masalah.
Bagaiman implikasinya terhadap urutan meteri ajar dan kemajuan siswa dalam menyelesaikan /mencapai kompetensinya ?

Implikasinya :

a. Siswa diberi penjelasan tentang kompetensi dasar dari suatu materi serta indikator-indikator yang harus diakukan guna mencapai suatu koetensi yang diharapkan
b. Dengan adanya informasi itu kalau siswa merasa butuh atau need maka siswa akan mempelajarinya dengan semangat dan kesadaran karena mereka membutuhkan materi itu guna pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
c. pembelajaran dimulai dari yang sederhana bertahap menuju ke yang makin kompleks
d. hasil kemajuan belajar di dinformasikan supaya ada reinfrocment
e. Maka kompetensi dapat dicapai

10) Prinsip kesepuluh

Perkembangan dan kecepatan belajar siswa berfariatif, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat .
bagaimana implikasinya prinsip ini dalam pembelajaran ?

Diadakan evaluasi guna mengukur hasil belajar peserta didik dan mengelompokkannya menjadi kelompok kelompok supaya nantinya pembelajaran dapat berlagsung secara merata dalam arti bahwa kita melakukan.

POSISI DAN FUNGSI PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan

Miarso (2004:96) mengartikan tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan. Apa yang dikemukakan Miarso tersebut apabila dihubungkan dengan definisi teknologi pendidikan yang dikemukakan oleh AECT 1994 sangat relevan.

Dalam AECT 1994 telah dirumuskan definisi teknologi pendidikan seperti telah disebutkan dalam Latar Belakang di atas bahwa: “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”. Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi teknologi penddidikan adalah tenaga ahli yang melakukan teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan serta menilai proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.

Lebih lanjut Miarso mengemukakan bahwa ciri utama dalam profesi teknologi pendidikan adalah adanya kode etik, pendidikan dan pelatihan yang memadai, serta pengabdian yang terus menerus. Kode etik profesi sebetulnya mempunyai tujuan melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta didik; melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara; melindungi dan membina diri serta sejawat profesi; dan mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan (Kusuma, 2008:7).

Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran mengenai teknologi pendidikan kepada mahasiswa atau mereka yang telah menyelesaikan studi mereka di Program Studi Pendidikan. Dengan cara ini mereka akan dapat bekerja lebih profesional. Sedangkan pengabdian yang terus menerus merupakan bentuk karya nyata dari seorang yang berprofesi teknologi pendidikan dalam membelajarkan peserta didik melalaui layanannya seperti fasilitas dan sumber belajar.

Finn (1953) dalam Kusuma (2008:2) mengemukakan karakteristik profesi adalah
  • Suatu teknik intelektual
  • Aplikasi teknik tersebut yang terkait dengan urusan prektis manusia
  • Pelatihan dengan priode waktu yang lama
  • Suatu perkumpulan anggota profesi yang tergabung dalam sebuah badan dengan suatu komunikasi bermutu tinggi agar anggota - anggotanya
  • Satu rangkaian pernyataan kode etik dan standar yang disepakati
  • Pengembangan teori intelektual dengan penelitian yang terorganisasi.
Dari uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan dapat digolongkan sebagai sebuah profesi. Karakteristik di atas dapat dipenuhi oleh teknologi pendidikan yaitu adanya teknik intelektual, praktek aplikasi, pelatihan dengan priode yang panjang, adanya asosiasi dan komunikasi sesama anggota (organisasi profesi IPTI = Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia), kode etik dan standar, teori intelektual dan penelitian.

2. Posisi Profesi Teknologi Pendidikan

Posisi profesi teknologi pendidikan tidak jauh dari pendidikan itu sendiri. Apabila kita kaitkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT 1994 dengan UU No. 20 Tahun 2003, maka tampak suatu hubungan yang jelas. Dalam AECT 1994 disebutkan bahwa

“Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan , pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”. Ada beberapa kata dalam definisi di atas terdapat juga di dalam UU No. 20 Tahun 2003 atau yang mempunyai makna yang sama, yaitu pengelolaan, pengembangan dan pelayanan teknis dan semuanya itu tergolong sebagai tenaga kependidikan.

Tenaga kependidikan yang juga sebagai profesi teknologi pendidikan berada dalam lingkungan kependidikan. Posisi profesi teknologi pendidikan berdampingan dengan profesi-profesi lainnya dalam bidang pendidikan. Terlihat juga pendidik dikelilingi oleh profesi-profesi lainnya.

3. Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan

Untuk mengetahui fungsi profesi teknologi pendidikan maka perlu kembali ke definisi teknologi pendidikan. Berdasarkan definisi tersebut fungsi profesi teknologi pendidikan sebagai suatu profesi yang mencarikan jalan keluar masalah belajar baik individu atau kelompok. Jalan keluar yang diberikan adalah berupa rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaaan, penilaian dan penelitian terhadap belajar. Tampak di sini adanya kegiatan memfasilitasi belajar. Selain itu profesi teknologi pendidikan juga sebagai pengembang sumber daya manusia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi profesi teknologi pendidikan memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui pendekatan-pendekatan atau cara-cara tertentu. Dengan demikian profesi teknologi pendidikan dapat menjadikan orang bertambah dalam kegiatan belajar sekaligus menjadikan orang bertambah cerdas baik dari jumlah orang yang cerdas maupun mutu dari kecerdasan itu sendiri. Dengan kecerdasan ini berarti akan meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber daya manusia, mengatasi masalah belajar baik individu ataupun kelompok, dan juga akan meningkatkan kinerja.

4. Peran Profesi Teknologi Pendidikan 

Teknologi Pendidikan sebagai peran profesi adalah suatu kelompok pelaksana yang diorganisasikan, memenuhi kriteria tertentu, memiliki tugas tertentu, dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.

Setiap profesi harus terpenuhi syarat-syarat teoritik dan bidang garapan untuk bisa menjadi profesi, dan memiliki karakteristik lainnya, yaitu: pendidikan dan pelatihan yang memadai, adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman.

Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau singkatnya disebut Teknolog Pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas profesionalnya yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa berubah, maka para Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan itu. Oleh karena itu, ia dituntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.

Pembelajaran di sekolah, secara umum, fakta yang terjadi adalah masih bersifat teacher-centered. Dimana guru masih menjadi pemain utama, sementara siswa menjadi penonton utama (datang, duduk, catat, dengar, ujian, lulus/tidak). Nah, teknolog pembelajaran memiliki posisi dan peran disini dalam meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kemenarikan pembelajaran.

Di sekolah, peran teknolog pembelajaran menjadi change agent untuk hal ini. Ketika berperan sebagai desainer pembelajaran, teknolog pembelajaran berperan dalam menyusun KTSP yang baik, menyusun silabus dan RPP yang baik, menyusun strategi pembelajaran yang menarik, menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif. tentu saja bekerjasama dengan stakeholders terkait, khususnya guru yang lain. Begitu pula dari sisi kawasan pemanfaatan, teknolog pembelajaran dapat berperean dalam memilih, menentukan dan menerapkan media pembelajaran yang relevan untuk kebutuhan pembelajaran tertentu. Begitu pula halnya dari sisi kawasan pengembangan, pengelolaan dan evaluasi.

Profesi teknologi pendidikan, sebagaimana halnya semua profesi yang baru, menghadapi tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengakuan atas profesi teknologi pendidikan. Pengakuan profesi tersebut selalu dikaitkan dengan jabatan fungsional sebagai pegawai negeri. Padahal pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada prinsipnya tidak mendidik calon pegawai negeri, melainkan mereka yang mampu mengabdi dan berkarya untuk mengatasi masalah belajar dimana saja. Jadi kita harus mengikuti pengakuan profesi sebagai jabatan fungsional pegawai negeri.

5. Tenaga Profesi Untuk Penyelenggaaran Pendidikan Melalui Media Massa Dan Elektronik 

Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu bidang keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi. Meskipun demikian ketiga perspektif itu berlandaskan pada falsafah yang sama yaitu, membelajarkan semua orang sesuai dengan potensinya masing masing, dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar baik yang sudah ada maupun yang sengaja dibuat, serta memperhatikan keselarasan dengan kondisi lingkungan dan tujuan pembangunan agar tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis. Dalam hal ini sumber belajar yang dapat digunakan untuk penyelenggaran pendidikan adalah media massa dan elektronik.


Salah satu keunggulan media massa adalah dapat memberikan efek pembentukan yang baik untuk individu maupun kelompok. Sebuah citra akan terbentuk berdasarkan informasi yang terima oleh masyarakat kemudian media massa bekerja untuk menyampaikan informasi kepada khalayak, informasi dapat membentuk, mempertahankan atau mengingat dalam situasi tertentu.

Praktisi teknologi pendidikan dapat merupakan guru yang menerapkan strategi pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Intaraktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ) sesuai dengan tuntutan dalam pembaharuan pendidikan. Guru tersebut mungkin memperoleh keterampilan pembelajaran setelah mengikuti program Akta Mengajar, atau mengikuti penataran, atau magang, atau pelatihan khusus yang dilaksanakan oleh yang berwenang. Praktisi tersebut mungkin pula seseorang yang mempunyai hobi elektronik, kemudian belajar sendiri bagaimana membuat rekaman pembelajaran berupa PBK ( pembelajaran berbantuan komputer ), atau rekaman video berupa permainan yang mendidik.

Harus diakui bahwa sebagian media kini masih terpesona dengan eforia kebebasan, akibatnya terjadi banyak pemberitaan yang menyimpang dari hukum-hukum jurnalistik. Ekses media massa yang tidak seimbang pada dasarnya dapat mengakselrasi terjadinya kekerasan informasi dan komunikasi yang pada akhirnya berimplikasi terhadap tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kondisi demikian pasti mempunyai dampak yang besar terhadap kondisi pendidikan Indonesia kedepan.