Senin, 20 Februari 2023

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMK PGRI 2 Taman

Lingkup Pendidikan

SMK

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan keaktifan peserta didik melalui model pembelajaran Project Base Learning pada materi mengklasifikasikan jenis-jenis media audio visual dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang mengimplementasikan pembelajaran HOTS, TPACK, 4C dan berbasis proyek dan  Penguatan  Pendidikan  Karakter  (PPK) 

Penulis

Farri Salsabilla, S.Pd

Tanggal

20 Desember 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah:

1.    Siswa kurang aktif dalam mengikuti  pembelajaran

Peserta didik kurang dilibatkan untuk belajar bersama kolaborasi antara guru dan peserta didik, media yang kurang menarik terkesan monoton tidak variatif, inovatif dan variatif dalam penyajiannya

2.    Pembelajaran yang dilakukan  belum terpusat pada siswa

Pembelajaran kurang memanfaatkan kegiatan di LKPD dalam setiap proses pembelajaran, kurang memanfaatkan TPACK dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada peserta didik, peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru.

3.    Metode mengajar guru yang monoton cenderung masih text book

Selama ini juga proses pembelajaran masih berfokus  pada penguasaan pengetahuan kognitif masih rendah  yaitu: level C1 (mengingat), level C2 (memahami) dan C3 (Aplikasi). Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran (PH,PTS,PAS) yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi HOST (higher order thinking Skills.

 

 

Pentingnya Membagikan Paktik Pembelajaran Inovatif:

1.    Praktik pembelajaran inivatif ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi Bapak/Ibu guru lain bahwa model pembelajaran inovatif

2.    Praktik pembelajaran ini diharapkan bisa memotivasi guru lain untuk mendesain dan melaksanakann pembelajaran yang kreatif dan inovatif. yang sesuai implementasi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka baik dengan model pembelajaran Discovery/Inquiry Learning, model Problem-based Learning (PBL), maupun model Project based Learning (PJBL). Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya.

3.    Memenuhi penugasan dalam PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Gelombang 2 LPTK UNJ Tahun 2022

 

Peran & Tanggung Jawab:

1.    Peran

a.    Sebagai seorang guru yang memiliki tupoksi yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

b.    Sebagai seorang peneliti dalam pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

2.    Tanggung jawab

a.    Sebagai seorang guru, tanggung jawab saya adalah melaksanakan semua tahapah atau fase-fase pembelajaran inovatif (mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif, yang terintegrasi dengan TPACK, 4C, Literasi, HOTS, dan PPK, serta dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok dan presentasi hasil kerja sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif ]sampai dengan melakukan evaluasi dan menganalisisnya untuk dijadikan bahan refleksi agar kualitas pembelajaran menjadi semakin baik.

b.    Sebagai seorang peneliti, tanggung jawab saya adalah

menyampaikan hasil penelitian yang sudah saya laksanakan

 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan:

1.        Keterbatasan pengetahuan guru akan model pembelajaran inovatif (model Project Based Learning) secara mendalam. Selama ini kegiatan proyek yang saya lakukan hanya berorientasi terhadap produk yang dihasilkan saja, sehingga penilaian hanya pada hasil (produk) saja padahal penilaian proses juga dapat diambil selama kegiatan proyek tersebut berlangsung.

2.        Menyusun perangkat pembelajaran inovatif (model Project Based Learning), meliputi silabus, RPP, bahan ajar, PPT, LKPD, desain proyek, dan instrumen penilaian.

3.        Kemampuan guru kurang dalam pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran untuk memaksimalkan proses pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, penutup, serta pelaksanaan setiap sintaks dari Project Based Learning (PjBL)

4.        Guru belum memiliki semangat yang konsisten untuk belajar hal-hal baru melalui jurnal-jurnal ilmiah pendidikan.

5.        Masih rendahnya keinginan guru untuk membuat dokumen portofolio mengenai praktik pembelajaran inovatif yang sudah dilakukan.

6.        Guru jarang memfasilitasi peserta didik dengan memberikan soal HOTs sebagai soal rutin untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

7.        Dibutuhkannya usaha yang lebih tinggi dari guru untuk mengkondisikan peserta didik agar dapat mengikuti pembelajaran inovatif (model Project Based Learning) dengan baik

8.        Peserta didik belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

 

Pihak yang Terlibat:

1.      Saya (Farri Salsabilla,S.Pd) sebagai guru mata pelajaran & peneliti;

2.      Dosen Pembimbing LPTK UNJ (Bapak Dr. Indo Moerdi Suroso, M.Sn)

3.      Guru Pamong (Ary Agung Wibowo, S.S.n)

4.      Kepala SMK PGRI 2 Taman (sekolah mitra)

5.      Peserta didik kelas XII MM 1;

6.      Kepala Program Studi DKV (Saeful Anwar, S.Pd)

7.      Bapak/Ibu Guru dan Staff TU SMK PGRI 2 Taman

 

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-Langkah Menghadapi Tantangan:

Dalam menghadapi tantangan yang ada dan mencapai tujuan yang diinginkan, penulis melakukan langkah-langkah sebagi berikut:

1.    Mempelajari tentang model pembelajaran inovatif secara intensif.

2.    Memilih model pembelajaran inovatif

Strategi yang digunakan dalam pemilihan model pembelajaran inovatif adalah dengan mengadopsi sintaks Model Project Based Learning (PjBL) yang mengarah pada pembelajaran yang mengimplementasikan HOTS dan pemecahan masalah.

Proses pemilihan model pembelajaran adalah melalui kajian literatur dan wawancara dengan pakar dan teman sejawat. Guru mempelajari model Project Based Learning, mempelajari karakteristik peserta didik melalui kemampuan awal, kebiasaan dan gaya belajar peserta didik yang dilihat pada pembelajaran sebelumnya. Serta mempelajari karakteristik materi Program Linear.

3.    Merancang dan menyusun perangkat pembelajaran inovatif

a.    Menyusun RPP, bahan ajar, LKPD, PPT Interaktif, desain proyek dan Instrumen Penilaian yang sesuai model Project Based Learning.

b.    Pada penyusunan RPP, bahan ajar, dan LKPD dibuat menarik yang terintegrasi TPACK, 4C, dan HOTS.

c.    Penyusunan media yaitu menggunakan aplikasi yang digunakan adalah microsoft power point. Proses pembuatan media pembelajaran inovatif dibuat sendiri oleh guru.

 

Pihak yang Terlibat:

1.    Saya (Farri Salsabilla,S.Pd) sebagai guru mata pelajaran & peneliti;

2.    Dosen Pembimbing LPTK UNJ (Bapak Dr. Indo Moerdi Suroso, M.Sn)

3.    Guru Pamong (Ary Agung Wibowo, S.S.n)

4.    Kepala SMK PGRI 2 Taman (sekolah mitra)

5.    Peserta didik kelas XII MM 1;

6.    Kepala Program Studi DKV (Saeful Anwar, S.Pd)

 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari penerapan media presentasi interaktif dan model pembelajaran PJBL (Project Based Learning) membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, lebih mudah menuangkan dan mengembangkan ide berpikir mereka, serta peserta didik mampu berkolaborasi secara tim untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Begitu pula respon dari pihak lain terhadap penggunaan media dan model ini sangat membantu peserta didik dalam mengembangkan ide dan alur berpikir kritis mereka.