Kamis, 28 April 2011

Perpustakaan Sekolah

A. Sejarah Perkembangan Perpustakaan

Perkembangan perpustakaan tidak lepas dari sejarah manusia, karena perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam kehidupan mengembara dan bertani, manusia memperoleh pengalaman bahwa bila dia memberi tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda lainnya, ternyata manusia dapat menyampaikan berita ke manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada batu atau pohon atau benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan kelompok lain melalui bahasa tulisan.

Bila kegiatan memberi tanda tersebut berlangsung dari generasi ke generasi berikutnya maupun dari suku ke suku lainnya maka banyak dugaan perpustakaan dalam bentuknya yang sangat sederhana sudah dikenal ketika manusia mulai melakukan kegiatan penulisan ke berbagai benda. Benda itu dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya ataupun dapat dibaca suku lain. Walaupun demikian, kita tidak pernah mengtahui kapan perpustakaan pertama kali berdiri. Di bawah ini merupakan keterangan-keterangan mengenai perpustakaan tua di dunia.

1. Sumeria dan Babylonia

Perpustakaan sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Penggalian di bekas kerajaan Sumeria menunjukkan bahwa bangsa Sumeria sekitar 3000 tahun sebelum Masehi telah menyalin rekening, jadwal kegiatan, pengetahuan yang mereka peroleh dalam bentuk lempeng tanah liat (clay tablets). Tulisan yang dipergunakan masih berupa gambar (pictograph), kemudian diterjemahkan ke dalam aksara Sumeria.

Semasa pemerintahan Raja Ashurbanipal dan Assyria (sekitar tahun 668-626 sebelum Masehi) didirikan Perpustakaan kerajaan di ibukota Niniveh, berisi puluhan ribu lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari segala penjuru kerajaan. Untuk mencatat koleksi digunakan system subjek serta tanda pengenal pada tempat penyimpanan. Banyak dugaan bawa Perpustakaan ini terbuka bagi kawula kerajaan.

2. Mesir

Pada masa yang hampir bersamaan, peradaban Mesir Kuno pun berkembang. Teks tertulis paling awal yang ada di Perpustakaan Mesir berasal sekitar tahun 40000 SM, namun gaya tulisannya berbeda dengan tulisan sumeria. Orang Mesir menggunakan tulisan yang disebut hieroglyph. Tujuan hieroglyph ialah memahatkan pesan terakhir di monumen karena tulisan dimaksudkan untuk mengagungkan raja sedangkan tulisan yang ada di tembok dan monument dimaksudkan untuk memberi kesan kepada dunia. Perpustakaan Mesir bertambah maju berkat penemuan penggunaan rumput papyrus sekitar tahun1200 SM.

Permukaa lembaran papyrus dapat digunakan sebaga bahan tulis, sedangkan alat tulisnya berupa pena sapu dan tinta. Umumnya tulisan Hierolgyph hanya dipahami oleh pendeta karena itu papyrus banyak ditemukan di kuil-kuil berisi pengumuman resmi, tulisan keagamaan, filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Pengembangan perpustakaan Mesir terjadi semasa raja Khufu, Khafre, dan Ramses II sekitar tahun 1250 SM. Pada saat raja Ramses II memerintah perpustakaan memiliki koleksi sekitar 20.000 buku.

3. Arab

Agama Islam muncul pada abad ke-7. Islam kemudian mulai menyebar ke daerah sekitar Arab. Dengan cepat pasukan Islam menguasai Syria, Babylonia, Mesopotamia, Persia, Mesir, seluruh bagian utara Afrika, serta menyeberang ke Spanyol. Orang Arab berhasil dalam bidang Perpustakaan dan berjasa besar dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan matematika ke Eropa.

Dalam Abad ke-8 dan ke-9, tatkala Konstantinopel mengalami kemunduran dalam hal karya sekuler maka Bagdad berkembang sebagai pusat kajian karya Yunani. Ilmuwan Muslim mulai memahami pikiran Aristoteles. Ilmuwan Muslim mengkaji dan menerjemahkan karya filsafat, pengetahuan dan kedokteran Yunani ke dalam bahasa Arab; kadang-kadang dari versi bahasa Syriac ataupun Aramaic. Puncak kejayaan terjemahan ini terjadi semasa pemerintahan Abbasid Al-Ma’mun, yang mendirikan rumah kebijakan pada tahun 810, sebuah lembaga studi yang menggabungkan unsur perpustakaan, akademi, dan biro terjemahan. Dalam penaklukan ke timur, orang Arab berhasil mengetahui cara pembuatan kertas dari orang Cina.

Pada abad ke-8 di Bagdad telah berdiri pabrik kertas. Teknik pembuatan kertas selama hampir lima abad dikuasai orang Arab. Karena harganya murah, banyak, serta mudah ditulis maka produksi buku melonjak dan Perpustakaan pun berkembang.

B. Definisi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan berasal dari kata ’’Pustaka” menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan WJ. Purwadarminta, kata pustaka artinya buku, sedangkan perpustakaan artinya kumpulan buku (bacaan dsb).Perpustakaan dalam bahasa inggris disebut ”Library” berasal dari bahasa romawiyaitu” Librarium” yang terdiri dari kata Liber artinya buku sedangkan armarium.artinya Lemari. Jadi dilihat dari kata asalnya, berarti lemari yang di dalamnya terdapat kumpulan buku- buku.

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun, perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

Pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan.

C. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Sebagai perpustakaan yang berada di sekolah, perpustakaan sekolah memiliki tujuan dan fungsi sebagai berikut :

1. Tujuan Perpustakaan sekolah

Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2007 : 3-4), tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

· Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

· Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

· Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

· Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

· Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

· Memperluas, memperdalam,dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

· Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2007 : 4-6), perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum, yaitu edukatif, informatif, kreasi, dan riset atau penelitian sederhana.

· Fungsi edukatif

Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

· Fungsi informative

Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia ini.

· Fungsi rekreasi

Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya diha-rapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan.

· Fungsi riset atau penelitian

Maksudnya koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan sekolah, sehingga jika ada orang yang ingin mengetahuai tentang informasi tertentu tinggal membacanya di perpustakaan.

D. Koleksi Perpustakaan Sekolah

Pada prinsipnya pengembangan koleksi suatu perpustakaan yang baik memerlukan proses yang panjang dan berkesinambungan dari tahun ketahun berikutnya, sepanjang perpustakaan yang bersangkutan melakukan kegiatan dan dana pengembangannya tersedia. Ini membuat pustakawan dan semua pihak yang terkait bekerja keras untuk merealisasikannya. Koleksi yang cukup dan imbang bagi kebutuhan pemakai perpustakaan tidak bisa diciptakan dalam waktu sekejap, tapi harus didukung oleh kegiatan perencanaan yang teratur dan terus menerus.

Sebuah perpustakaan sudah seharusnya mempunyai koleksi yang bisa dimanfaatkan oleh para pemustaka. Hal ini tentu saja sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi yang terkandung di dalam setiap bahan pustaka.

Koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum.

Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel populer, musik, dolanan, komputer, kaset video, disk laser video, majalah dan poster. Materi semacam itu dipilih bekerja sama dengan murid agar koleksiperpustakaan mencerminkan minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika. Koleksi dalam perpustakaan sekolah harus mampu menyajikan alternatif sumber ilmu yang dibutuhkan yang selama ini sulit diakses siswa.

E. Sistem Yang Dipakai Dalam Perpustakaan Sekolah

1. Layanan Sirkulasi

Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah peminjaman buku dan materi lainnya. Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan nama sirkulasi artinya perputaran buku melalui peminjaman dan pengembalian buku. Pada bagian sirkulasi, khususnya pada meja sirkulasi, sering kali dianggap sebagai ujung tombak jasa perpustakaan, karena pada bagian inilah pelayanan perpustakaan berhadapan dengan pelanggan/peminjam buku. Dengan demikian, kinerja dari staf sirkulasi sangat berpengaruh terhadap citra perpustakaan. Dalam perpustakaan sekolah memakai system Koleksi sirkulasi. Koleksi sirkulasi merupakan system dengan tingkat peminjaman yang sangat tinggi. Ini berarti jumlah yang harus disediakan juga tidaklah sedikit. Disebut dengan sistem koleksi sirkulasi karena sistem ini tersirkulasi atau mengalami siklus perputaran setiap waktu melalui peminjaman dan pengembalian. Hari ini dipinjam besok dikembalikan atau hari ini dikembalikan besoknya sudah dipinjam lagi. Demikian seterusnya sehingga sebuah buku bisa mengalami sirkulasi peminjaman dan pengembalian dalam kurun waktu tertentu.

2. Layanan Teknis

Pelayanan teknis meliputi kegiatan pembinaan koleksi perpustakaan yaitu: pemilihan, pengadaan buku dan inventarisasi buku. Syarat pemilihan buku :

a. Isi karangan berbobot, bahasa yang baik, cetakan yang jelas. Juga harus ditampung usul dan saran masukan baik dari angket, wawancara dan sebagainya sesuai kebijakan badan induk.

b. Jenis koleksi yang lebih menarik minat baca.

Penambahan jumlah eksemplar (copy) sesuai kebutuhan. Pengadaan Buku dilaksanakan dengan membeli, meminta sumbangan dan mendapat hadiah atau tukar menukar.

Selanjutnya setelah buku-buku tersebut tersedia, maka informaasi tentang buku-buku tersebut dapat dimasukan kedalam buku induk. Selanjutnya buku-buku itu diolah dengan kegiatan klasifikasi dan katalogisasi untuk kemudian diatur di rak perpustakaan. Klasifikasi adalah “ Pengelompokan yang sistematis dari sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan tertentu berdasar ciri-ciri yang sama.

Sebelum kita menempatkan suatu bahan pustaka (buku) pada kelas atau penggolongan yang sesuai, kita perlu mengetahui lebih dahulu subyek apa yang dibahas dalam buku itu, sudut pandang yang dianut oleh penulisnya dan bentuk penyajiannya. Sayangnya hal itu tidak selalu mudah dilaksanakan dalam praktek, sehingga perlu mengetahui dan mempelajari bagaimana cara membaca buku secara teknis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Judul buku kadang-kadang dengan mudah memberikan petunjuk tentang apa isinya,

2. Daftar isi sebuah buku, apalagi yang cukup terperinci biasanya merupakan petunjuk yang dapat dipercaya tentang subyek buku itu.

3. Apabila dari daftar isi tidak jelas , atau tidak ada daftar isi,bibliografi atau sumber yang dipakai untuk menyusun buku itu dapat memberikan petunjuk yang bermanfaat.

4. Bacalah sepintas lalu Kata pengantar atau Pendahuluan buku itu yang biasanya memberikan informasi tentang sudut pandangan penulis tentang subyeknya,ruang lingkup persoalannya, untuk pembaca yang bagaimana buku itu ditulis dan keterangan lain yang berguna untuk mengklasirnya.

F. Tata Organisasi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah ditinjau dari struktur organisasinya dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu Secara makro dan Secara mikro.

Organisasi Perpustakaan Sekolah secara makro menggambarkan kedudukan Perpustakaan Sekolah dalam organisasi sekolah secara keseluruhan.

Sedangkan secara mikro organisasi Perpustakaan Sekolah menggambarkan kedudukan unit unit kerja dalam keseluruhan organisasi Perpustakaan Sekolah.

G. Kondisi Perpustakaan Sekolah

Keberadaan perpustakaan sekolah seharusnya menjadi tempat mencari sumber informasi, menumbuhkan minat baca, membantu menggairahkan semangat belajar, mendorong membiasakan siswa belajar mandiri, dan memberi hiburan yang sehat. Pernyataan ini cukup beralasan karena perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sarana edukatif, informatif, riset, dan rekreatif bagi komunitas sekolah. Namun fungsi ini belum berjalan sebagai-mana yang diharapkan karena tidak semua sekolah mempunyai perpustakaan, sementara sekolah yang mempunyai perpustakaan juga belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan tersebut. Dari pernyataan di atas dapat digaris bawahi bahwa keadaan perpustakaan sekolah masih belum berkembang dan memerlukan penanganan segera.

Ada banyak hal yang menyebabkan munculnya berbagai permasalahan pada perpustakaan sekolah. Permasalahan ini dapat kita lihat dengan menganalisis dengan SWOC. SWOC merupakan singkatan dari kata Strenghts (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Challenges (tantangan).

1. Strength (kekuatan)

Maksud kekuatan dalam program, serta diakui eksistensi-nya oleh semua pihak (masyarakat).

2. Weaknes (kelemahan)

Maksud kelemahan dalam analisis ini adalah permasalahan yang timbul dari penyelenggaraan program dan hasilnya. Permasalahan merupakan kelemahan yang dapat berubah menjadi tantangan kelancaran pelaksanaan tugas / program

3. Opportunities (peluang)

Maksud peluang dari analisis ini adalah hal-hal atau faktor-faktor dari luar program yang kalau dicermati dan dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi tumpuan harapan dimasa depan.

4. Challenges (tantangan)

Maksud tantangan dalam analisis ini adalah hal-hal yang harus diatasi, direbut, diperbaiki dan ditingkatkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dalam usaha mencapai tujuan

H. Kelebihan dan Kekurangan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan. Layanan yang biasa diberikan perpustakaan sekolah adalah penyediaan bahan bacaan bagi pengunanya, yaitu siswa, guru dan karyawan. Dalam hal tersebut perpustakaan sekolah mempunyai kekurangan dan kelebihan.

1. Kelebihan perpustakaan sekolah

· Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid­murid terhadap membaca.

· Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid­murid.

· Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan membaca.

· Perpustakaan sekolah dapat mempercepat penguasaan teknik membaca.

· Perpustakaan sekolah dapat melatih murid­murid ke arah tanggung jawab.

· Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid­murid dalam menyelesaikan tugas­tugas sekolah.

· Perpustakan sekolah dapat membantu guru­guru menemukan sumber­sumber pengajaran.

· Perpustakaan sekolah dapat membantu murid­murid, guru­guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Kekurangan perpustakaan sekolah

· Kurangnya pustakawan

sebuah perpustakaan mestilah dikelola oleh seorang pustakawan yang benar-benar memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola pepustakaan

· Jumlah bukunya maupun judulnya belumlah memadai

· Sekolah perlu memiliki koleksi-koleksi kaset-kaset cerita, VCD atau DVD tentang ilmu pengetahuan yang sekarang ini tersedia seperti koleksinya National Geography

· Membaca belum merupakan program sekolah yang dirancang secara terintegrasi dengan kurikulum lainnya.

· Kurang adanya kepedulian dan partisipasi dari warga sekolah dan komite sekolah untuk memajukan perpustakaan sekolah

I. Simpulan

Perkembangan perpustakaan tidak lepas dari sejarah manusia, karena perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam tujuan dan fungsinya, perpustakaan sebagai sumber informasi di sekolah memiliki peran yang penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan. Layanan yang biasa diberikan perpustakaan sekolah adalah penyediaan bahan bacaan bagi pengunanya, yaitu siswa, guru dan karyawan.

Dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan dapat memenuhi harapan menjadi tempat mencari sumber informasi, menumbuhkan minat baca, membantu menggairahkan semangat belajar, mendorong membiasakan siswa belajar mandiri, dan memberi hiburan yang sehat. Perpustakaan adalah paru-paru pendidikan atau pengetahuan, karena dengan adanya perpustakanlah siswa dapat mengembangkan keilmuan yang dimilikinya.


Arif, Ikhwan. Konsep dan perencanaan dalam automasi perpustakaan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2003.

Basuki, Sulistyo. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Depdiknas. 2007. Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah /Madrasah.

Depdiknas. 2008. Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah /Madrasah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar